Selasa, 21 Juni 2011

Jelajah Wisata di Yogyakarta

Kraton Yogyakarta adalah obyek utama di Kota Yogyakarta. Bangunan Bersejarah yang merupakan istana dan tempat tinggal dari Sultan Hamengku Buwana dan keluarganya ini berdiri sejak tahun 1756. Kraton Yogyakarta dengan segala adat istiadat dan budayanya menjadi ruh kehidupan masyarakat Yogyakarta. Kraton Yogyakarta juga menjadi obyek wisata utama di Kota Yogyakarta baik dari sisi peninggalan bangunannya maupun adat istiadat yang ada di dalamnya. Di Kraton Yogyakarta di samping dapat dinikmati keindahan masa lalu melalui arsitektur bangunannya, dapat juga dinikmati kesenian tradisional yang disajikan setiap harinya di Bangsal Manganti. Saat ini Kraton Yogyakarta ditempati oleh keluarga Sultan Hamengku Buwana X yang menjadi raja sekaligus gubernur di Yogyakarta. Buka :   Senin – Minggu : 08.00-14.00, Jum’at : 08.00-12.00 informasi : Kraton Yogyakarta Jl. Rotowijayan 1 Yogyakarta telp. 0274 373177

TUGU JOGJA, Tugu sebagai landmark paling terkenal dari Kota Yogyakarta. Pada awalnya bentuk tugu adalah Golong-Gilig yang emiliki makna satu kesatuan tekad cipta, rasa dan karsa. sebagai salah satu poros imajiner antasa laut selatan, kraton, dan Gunung Merapi. dibangun sekutar setahun setelah kraton dibangu. Secara rinci, bangunan Tugu Jogja saat awal dibangun berbentuk Golong-Gilig tiang silinder yang mengerucut ke atas. Bagian dasarnya berupa pagar yang melingkar sementara bagian puncaknya berbentuk bulat. Ketinggian bangunan tugu pada awalnya mencapai 25 meter.  Semuanya berubah pada tanggal 10 Juni 1867. Gempa yang mengguncang Yogyakarta saat itu membuat bangunan tugu runtuh  dan pada tahun 1889, saat pemerintah Belanda merenovasi bangunan tugu. Tugu dibuat dengan bentuk persegi dengan tiap sisi dihiasi semacam prasasti yang menunjukkan siapa saja yang terlibat dalam renovasi itu. Bagian puncak tugu tak lagi bulat, tetapi berbentuk kerucut yang runcing. Ketinggian bangunan juga menjadi lebih rendah, hanya setinggi 15 meter atau 10 meter lebih rendah dari bangunan semula. Sejak saat itu, tugu ini disebut juga sebagai De Witt Paal atau Tugu Pal Putih. Begitu identiknya Tugu Jogja dengan Kota Yogyakarta, membuat banyak mahasiswa perantau mengungkapkan rasa senangnya setelah dinyatakan lulus kuliah dengan memeluk atau mencium Tugu Jogja atau sekadar berfoto denganya. Mungkin hal itu juga sebagai ungkapan sayang kepada Kota Yogyakarta yang akan segera ditinggalkannya, sekaligus ikrar bahwa suatu saat nanti ia pasti akan mengunjungi kota tercinta ini lagi.
Malioboro adalah jantung Kota Yogyakarta yang juga merupakan pusat perekonomian di kota ini. Bagi wisatawan "belumlah ke Jogja kalau belum ke Malioboro" sehingga Malioboro wajib dikunjungi oleh siapapun yang dayang ke Kota Yogyakarta. Di samping kekuatan ekonomi, kekuatan heritage juga mendominasi kawasan ini. Maklum sejak adanya kota ini, kawasan ini merupakan kawasan utama.
 Alun-alun Kidul (Selatan) adalah alun-alun di bagian Selatan Keraton Yogyakarta. Alun-alun Kidul sering pula disebut sebagai Pengkeran. Pengkeran berasal dari kata pengker (bentuk krama) dari mburingGajahan sebuah kandang guna memelihara gajah milik Sultan. Di sekeliling alun-alun ditanami pohon mangga (Mangifera indica; famili Anacardiaceae), pakel (Mangifera sp; famili Anacardiaceae), dan kuini (Mangifera odoranta; famili Anacardiaceae). Pohon beringin hanya terdapat dua pasang. Sepasang di tengah alun-alun yang dinamakan Supit Urang (harfiah=capit udang) dan sepasang lagi di kanan-kiri gapura sisi selatan yang dinamakan Wok(dari kata bewok, harfiaf=jenggot). Dari gapura sisi selatan terdapat jalan Gading yang menghubungkan dengan Plengkung Nirbaya. (belakang). Hal tersebut sesuai dengan keletakan alun-alun Kidul yang memang terletak di belakang keraton. Alun-alun ini dikelilingi oleh tembok persegi yang memiliki lima gapura, satu buah di sisi selatan serta di sisi timur dan barat masing-masing dua buah. Di antara gapura utara dan selatan di sisi barat terdapat
Masjid Selo merupakan masjid unik yang berada di sebelah timur kawasan Kraton Yogyakarta tepatnya di kawasan Sawojajar kelurahan Kadipaten. masjid ini sangat unik karena merupakan bangunan yang dibangun oleh Sultan HB I. Didirikan pada sekitran tahun 0789 bangunan masjid ini relatif kecil namun memiliki keunikan karena struktur bangunannya yang setipe dengan bangunan di kawasan taman sari yaitu berukuran ketebalan satu batu. Untuk sholat jamaah masjid ini bisa memuat sekitar 30-40 orang jamaah saja
WATU GILANG DAN WATU GATHENG, Di Kampung Kedhaton (Dalem) yang terletak di kawasan Kotagede tidak jauh dari Masjid agung Mataram kearah selatan dapat disaksikan watu gilang dan watu gatheng yang sekarang tersimpan dalam sebuah bangunan kecil . Watu gilang yang dipercaya sebagai tahta raja-raja mataram islam berupa papan batu berwarna hitam legam. pada sisi batu itu terdapat prasasti" atau semacam tulisan grafiti dalam berbagai bahasa. Watu gatheng berupa tiga batu bulat masif menyerupai bola yang berwarna kekuning-kuningan. menurut cerita ketiga "bola" batu itu adalah alat permainan Raden Rangga, salah seorang putra panembahan Senopati. namun , ada pendapat bahwa benda-benda itu adalah peluru meriam kuno.  Perlu diketahui bahwa pada masa pemerintahan Sultan Agung di Mataram dibuat meriam berukuran besar yang dinamai Pancawura. Meriam yang sekarang berada di halaman Pagelaran Kraton Surakarta itu pernah dicoba dibawa dalam penyerangan ke Batavia, tetapi ternayta sulit dilaksanakan karena ukurannya yang besar dan sarana prasarananya tidak memadai.
 
Kampung wisata Dipowinatan memang tergolong baru bagi anda sekalian namun perlu diketahui bahwa kampung wisata ini telah di proklamirkan sejak 4 November 2006 lalu. Sepintas kilas jika anda tidak memperhatikan dengan seksama kampung Dipowinatan tampak sama seperti halnya kampug yang lain yang ada diperkotaan. Namin jika anda masuk kampung Dipowinatan anggapan tersebut akan dapat anda tepis. Selain lingkungan yang tertata rapi dan juga bersih juga kehidupan sosiokultur masyarakat yang tetap menjaga tradisi menjadi daya tari tersendiri. Konsep yang ditawarkan ialah Blusukan dan bertamu disebuah keluarga Jawa. Dimana wisatawan dalam bertamu harus menggunakan pakaian jawa dan juga wisatawan akan dijamu dengan kuliner khas Jawa. Selain itu juga wisatawan disjikan wisata pengalaman batin yang dikemas dalam reality life,dimana wisatawan diajak menyelami sekaligus menikmati rutinitas kehidupan sehari-hari masyarakat setempat seperti jika ada warga yang menggelar pernikahan wisatawan diajak jagong dengan cara Jawa dan juga memberikan sumbangan, bahkan juga wisatawan ikut rewang. Selain itu juga ada paket Enjoy the Culture yaitu paket menikmati suasana dalam menikmati sebuah pentas kesenian dan berbagai atraksi yang penuh dengan nilai-nilai tradisi.

NAIK BECAK, Saya mau tamasya keliling-liling kota, Melihat dengan indah pemandangan yang ada, Saya panggil bang becak, Kereta tak berkuda, Becak becak coba bawa saya.... Saya duduk sendiri, Sambil mengangkat kaki, Melihat dengan asyik, Ke kanan dan ke kiri, Lihat becakku lari, Bagai tak kan berhenti, Becak becak jalan hati-hati...


MUSEUM BETENG VREDEBURG Museum yang dahulu merupakan maskas pertahanan Belanda ini dibangun pada tahun 1760 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I atas permintaan Belanda. Tahun 1788 dipugar dan diberi nama Rustenberg yang berarti benteng peristirahatan. Pada tahun 1867 beteng direnovasi kembali akibat gempa bumi dan namanya diubah menjadi Vredeburg yang berarti Benteng perdamaian. Bangunan yang teletak di jalan Ahmad Yani no 6 yogyakarta ini resmi menjadi museum pada tahun 1992 dengan nama Museum Beteng Yogyakarta. Museum khusus sejarah perjuangan bangsa ini banyak memiliki koleksi baik berupa bengunan kuno (parit, tembok keliling, jembatan, pintu gerbang, bangsal), koleksi rumahtangga, senjata, naskah, pakaian, peralatan dapur, foto lukisan, diorama(sejumlah 55 buah dalam 4 ruang)dan lain-lain. Fasilitas laina yang dapat dimanfaatkan oleh pengunjung dan masyarakat luas seperti : perpustakaan, penginapan, ruang pertemuan dan seminar, ruang pameran(indoor dan out door) tempat parker, mushola dan toilet. Dilengkapi fasilitas guest house, Informasi  0274 586934
 
Taman sari terletak disebelah barat kawasan kraton masih dalam ruang lingkup benteng istana. nama Taman sari ada yang mengartikan sebagai sebuah taman yang sangat indah dan mempesona. Tamansari merupakan istana air yang pada masanya berfungsi sebagai tempat rekreasi, pesanggrahan dan benteng pertahanan bagi Sultan Istri Sulatan dan segenap keluarga Keraton Yogyakarta. hal ini tampak dari adanya segaran yang lengkap dengan perahunya, lorong-lorong bawah tanah, kolam pemandian dan tempat ganti pakaian, kolam latihan berenang, ruang untuk menari, dapur dan sebagainya.Bangunan bersejarah ini mulai berdiri tahun pertengahan abad XVIII M dan dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwana I. Tempat yang juga dikenal dengan Water Castle ini saat ini masih banyak menyisakan kebesarannya. Konon secara simbolik taman sari dapat diartikan sebagai alat penghubung yang secara tidak langsung menghubungkan lahir dan batin antara sultan dan rakyatnya. Di sekitar Tamansari ini juga terdapat Kampung Taman yang merupakan sentra kerajianan batik khususnya lukisan batik.
Candi Prambanan merupakan salah satu candi peninggalan agama Hindu terbesar di Indonesia. Kompleks candi terdiri dari 3 candi utama berketinggian 47 m yaitu Candi Siwa, Candi Brahma dan Candi Wisnu (diambilkan dari nama dewa utama dalam agama Hindu) dan dikelilingi candi-candi kecil yang disebut candi Perwara. Candi Prambanan merupakan peninggalan Agama Hindu dari abad IX. Terletak di tepi jalan raya Yogya Solo 17 km arah timur kota Yogyakarta. Didukung fasilitas Museum arkeologi, audio visual, wartel, taman bermain dan sebagainya, candi ini merupakan salah satu kekayaan arkeologi dunia yang menjadi salah satu tujuan pariwisata.
SATE SAPI DI LAPANGAN KARANG KOTAGEDE, Kota Yogyakarta sangat dikenal dengan keragaman kulinernya. Di samping gudheg, beragam kuliner dapat dinikmati selama berada di Kota Yogyakarta. Lapangan Karang Kotagede adalah salah satu tujuan wisata kuliner yang dapat menjadi tujuan siapa saja yang memiliki kegemaran mencicipi makanan khas. Disana disajikan sate sapi dengan ketupat dan sayur tempe yang tidak dijumpai di tempat lain. Dengan suasana malam yang tenang, anda juga dapat menikmati beragam masakan kambing yang memiliki cita rasa tinggi. Nikmati suasana yang lain dengan hidangan yang khas dari Yogyakarta di Lapangan Karang Kotagede Yogyakarta

Sabtu, 25 Juni 2011 s/d Sabtu, 25 Juni 2011
Pentas Klangenan Jogja
acara mulai pukul 19.00 di  Monumen 1 Maret
Bulan ini akan menampilkan kesenian dari Kelurahan Demangan
info 0274 588025

Minggu, 26 Juni 2011 s/d Minggu, 26 Juni 2011
Ruwatan bersama
di Pendopo Taman Siswa Yogyakarta
pukul 09.00-14.00
info 08156628131

Selasa, 14 Juni 2011

Clinic Project BP Tangguh LNG